Sekilas Info

Selamat datang di blog ini kawan. Blog ini hadir semata-mata sebagai sarana edukasi. Tidak bermaksud merugikan bisnis orang lain atau saingan binsis online lain. Sekali lagi, semata-mata edukasi bagi anda yang baru melek internet.

Jangan sampai anda tertipu dengan HYIP (High Yield Investment Program) atau Program Investasi Berbunga Tinggi. Bunga tinggi sebanding dengan resikonya. Penipuan dan tutup lalu pemiliknya kabur. Dan Grand Royal Capital (www.grandroyalcapital.com sekarang berganti menjadi http://www.grcabfx.com) juga termasuk HYIP yang 100000% pasti akan berakhir dengan SCAM alias PENIPUAN!

Walau pihak manajemen Grand Royal Capital berdalih bahwa bisnis online mereka adalah bukan money game, tapi trading forex, dan ketahuilah, bahwa 99% HYIP juga berdalih dengan hal yang sama.

Senin, 21 Mei 2012

Surat Terbuka Member GRC Untuk Dedhe Woluma

Ada sebuah komentar di postingan ini: Prediksi Itu Semakin Mendekati Kenyataan, yang berisi surat terbuka dari salah seorang member Grand Royal Capital untuk Founder GRC, Dedhe Woluma.

Mengingat pentingnya isi kmentar tersebut, maka ijinkan kami memuat kembali komentar tersebut menjadi sebuah posting. Mudah-mudahan Dedhe Woluma membaca postingan ini dan segera menindaklanjutinya atas apa yang member GRC kehendaki.

Berikut ini kami kutipkan komentar itu selengkapnya:
Investor GRC Bandar Jaya19 Mei 2012 09:06
Untuk yg punya blog ini, mohon izin numpang posting... Untuk Pak Dedhe Woluma sebagai Pemilik dan Pendiri (Founder) GRC... Mudah-mudahan Bapak Dedhe Woluma atau keluarganya membaca tulisan saya ini...
Saya adalah salah satu investor GRC... Saya tertarik bergabung dengan GRC karna pada saat pak Dedhe Woluma melakukan presentasi GRC di Gedung Dewan Pendidikan Bandar Jaya (sekitar bulan Februari 2012) dengan yakin menyatakan bahwa :
1. Uang investor akan dikembangkan melalui mekanisme jual beli forex (trading forex) sehingga keuntungan yg bisa diberikan bisa mencapai 3 % per hari, tetapi belakangan ini terbukti bahwa jual beli forex hanya kedok belaka, yg sebenarnya keuntungan yg kami dapat berasal dari uang yg dikumpulkan dari member baru, hal ini terbukti belakangan ini setelah member baru yg bergabung berkurang drastis, keuntungan yg kami peroleh sebagai member lama menjadi tidak lancar (macet), withdrawl bermasalah terus dan tidak sesuai dengan kontrak.
2. Saat presentasi di Gedung Dewan Pendidikan Bandar Jaya juga pak Dedhe akan menjamin bahwa uang kami sebagai investor akan aman dan jika habis kontrak 90 hari kerja, modal kami bisa kami tarik dan kami tidak melanjutkan kontrak. Tapi belakangan ini uang investor (modal) yg disetor akan dipotong dan dikembalikan sebesar sisanya saja setelah dikurangi keuntungan yg sudah diterima...
3. Pada saat presentasi juga pak Dedhe dengan lantang berkata “Jangan khawatir dengan uang investor, berapa milyarpun akan dikembalikan, taruhannya adalah kepala saya”, saat itu pak Dedhe menjawab pertanyaan dari seorang peserta kalau tidak salah dari anggota aparat yg kebetulan saat itu hadir. Melalui blog ini saya minta ke pak Dedhe penuhi janji anda, jangan sampai anda lari dari tanggung jawab...!!!
Sebentar lagi saya akan habis kontrak, saya akan ambil modal saya 100 % yg sudah saya setor bulan februari yang lalu, jangan dikurangi atau dipotong....!!!! Karna apa yg kami terima (bonus) selama ini kami menganggapnya sebagai keuntungan, sedangkan dana kami yg ada di GRC utuh 100%..!!!
Okelah belakangan ini masalah withdrawl yg kacau kami bisa terima dan kami anggap kami telah ditipu dan itu salah kami kenapa kami mudah percaya, tapi kalau modal kami yg dikembalikan dipotong atau dikurangi, kami tidak terima...!!! Bagaimana kami bisa kembalikan uang itu ke bank kalau sudah dikurangi..!!! Camkan itu pak Deddhe..!!! Jangan main-main dengan kami..!!! Anda sudah mengajak kami ikut dalam permainan ini, kami minta selesaikan permainan ini dengan tidak merugikan orang lain....!!!! Dan yg kami tahu GRC adalaha pak Dedhe dan keluarga...!!!

Jumat, 11 Mei 2012

Prediksi Itu Semakin Mendekati Kenyataan

Buat pembaca setia blog GRCP, anda pasti sudah membaca postingan kami yang ini: Tanda-Tanda HYIP Saat Akan SCAM (postingan ini dibuat pada tanggal 17 Maret 2012, berarti sudah hampir 2 bulan yang lalu), dan agaknya, prediksi kami itu kini semakin mendekati kenyataan.

Berikut ini kenyataan yang terjadi di lapangan:
1. Website sering error. Disuspend atau maintenance. Login ke member area makin susah. Admin beralasan bahwa website sedang dipasangi fitur keamanan yang paling canggih, SSL, dan banyak lagi deh pokoknya alasan yang dibuat.

Kenyataan: Domain grandroyalcapital.com disuspend. Bukannya mengurus agar tidak disuspend lagi, eh malah buat website dengan nama baru, grcabfx.com. Harusnya pemilik GRC memperjuangkan habis-habisan domain grandroyalcapital.com, dengan pindah hosting misalnya, karena domain ini merupakan "trade mark". Mosok diitinggalkan begitu saja? Dimana letak keprofessionalan admin GRC?

2. Ada pengumuman dari Admin, bahwa Website disusupi Hacker. Ini lagu lama, dan hanya untuk mencari kambing hitam saja.

 Kenyataan: Ini buktinya:

Selasa, 08 Mei 2012

Pelajaran Dari PT Satria Investment Global

Bagi anda yang berdomisili di Palembang, mungkin nama PT Satria Investment Global sudah akrab dan sering anda dengar keberadaanya. Sebagaimana kami kutip di profil web mereka di: http://satriainvestmentglobal.co.id/about, PT Satria Investment Global adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pasar Mata Uang Dunia yang sudah berpengalaman lebih dari 3 tahun dan Sektor Real. Tujuan Satria Investment Global adalah membantu masyarakat dalam pengelolaan keuangan dengan cara kerja sama bagi hasil.Dana Investor dikembangkan di pasar mata uang dan beberapa bidang usaha seperti Perkebunan Buah Naga, Peternakan Sapi, Furniture, Minimarket, Warnet, dan Rumah Makan.

Kepada para investornya, mereka menjanjikan keuntungan fix sebesar 10% per bulan dari nilai investasi.

 Dibanding dengan GRC, mereka "lebih professional", seperti:

  1. Mereka menggunakan domain .co.id (domain khusus untuk perusahaan resmi di Indonesia). Untuk mendapatkan domain ini via PANDI, tentu banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Mulai dari SITU, SIUP, Akte Notaris, NPWP, dll. Kalau GRC? 
  2. Mereka berani mengeluarkan Perjanjian kerjasama Perusahaan dan Notaris Diantara Kedua Belah pihak. (antara perusahaan dan nasabah). 
  3. Mereka berani mencantumkan alamat dan nomor resmi di website, yaitu: Jl. Sumpah Pemuda Blok J No.17989c. RT.32 / RW.09. Kelurahan Lorok Pakjo. Palembang. Telp : 0711.365589. Kalau GRC? 
  4. Rekening yang mereka gunakan pun semuanya rekening atas nama perusahaan, yaitu Bank BCA, Mandiri dan BNI, semuanya atas nama PT Satria Investment Global. Lha kalau GRC?
Ternyata, sekelas PT Satria Investment Global yang memiliki badan hukum saja berakhir dengan SCAM. Tragis. Simak saja beritanya sebagaimana kami kutip dari Tribun Palembang:
PALEMBANG, SRIPO — Bisnis investasi di Palembang kembali memakan korban. Satriaji, bos PT Satria Investment Global (SIG) diduga kabur membawa uang Rp 67 miliar milik 800 investor.
Kesal uang mereka tak kunjung dikembalikan manajemen PT SIG, puluhan investor, Senin (7/5) mendatangi kantor PT Satria Investment Global (SIG) di Jl Sumpah Pemuda, Kampus. Mereka mengamuk dan merusak bahkan menjarah isi kantor.
Keributan yang terjadi pukul 09.00 kemarin, merupakan puncaknya. Lantaran, sejak Desember 2011 lalu, pembagian keuntungan sebesar 10 persen perbulan dari total investasi yang ditanamkan tidak pernah dibayarkan. Begitu diminta dan ditanyakan, PT SIG selalu menunda dan mengulur-ulur waktu.
Cecep dan Prawoko, Satpam di PT SIG tidak bisa menghindar ketika investor datang ke kantor dan masuk ke dalam menanyakan pimpinan PT SIG, Satriaji. Kesal dengan jawaban yang diterima, sekitar 9-10 orang naik ke lantai II dan menemui salah satu manajemen. Tidak begitu lama, terdengar suara keributan dan gaduh.
“Saya tetap di bawah, Prawoko yang naik ke atas dan mengamankan salah satu managemen. Tidak ada benturan fisik, investor ngamuk dan merusak kelengkapan kantor,” kata Cecep. Menurutnya, selain di dalam kantor, investor lainnya juga berada di luar dengan jumlah banyak. “Kami paham, investor kesal karena mereka minta uang mereka,” katanya.
Pengamatan Sripo di kantor PT SIG yang diresmikan Hj Sumaiyah (Kepala Dispenda Palembang), ruang kerja di lantai I sudah tidak tertata rapi, tinta printer dan kertas berantakan. Begitu juga di lantai II. Dari tiga ruangan kerja, hanya satu yang bisa dibuka paksa investor dan mengobrak-abrikan isi ruangan. Seperti meja dan kursi beterbangan. Lantai ruangan terlihat kotor karena cairan tinta berceceran.
Menjelang siang, jumlah investor dari berbagai profesi mulai dari guru, PNS, polisi, pengusaha dan petani hingga pensiunan terus berdatangan sehingga suasana semakin tidak jelas. Ketidakjelasan kian bertambah, di saat nasabah menanyakan uang mereka.
Haris (50), salah satu PNS yang ikut berinvestasi terlihat kecut. Bagaimana tidak, uangnya di PT SIG sebesar Rp 300 juta sejak November 2011 lalu. Itu pun bukan uangnya sendiri, melainkan milik delapan orang di bawahnya. Sejak bergabung, di bulan pertama menerima setoran bagi hasil Rp 30 juta dengan harapan nilai uangnya terus bertambah. Namun siapa sangka, uangnya tidak jelas dan ia sulit menghindari desakan delapan orang di bawahnya. Hal sama juga dialami Kurnati Abdullah. Mantan Ketua PWI Sumsel ini menginvestasikan uangnya Rp 100 juta dan sudah pernah mencicipi uang bagi hasil. Begitu juga dengan Hani (35), yang menanamkan uangnya Rp 200 juta dengan bagi hasil Rp 20 juta/bulan. Hani mengaku, ia sudah empat kali menerima uang bagi hasil, yakni total Rp 80 juta. Namun begitu masuk 14 Desember 2011, bagi hasil tidak pernah diberikan lagi.
“Saya tidak minta uang bagi hasil, tolong kembalikan saja uang saya. Itu saja,” katanya. Namun malang bagi Dendi (36), ia kehilangan ibunya yang meninggal karena kesusahan uang mereka tidak dikembalikan, setelah mengetahui suaminya menamankan modalnya Rp 130 juta. “Saya tidak tahu pasti, apakah masalah ini menjadi sebab meninggalnya ibu. Tapi yang jelas, almarhumah ikut cemas,” katanya.
Hingga kemarin sore, tidak diketahui secara pasti keberadaan bos PT SIG Satriaji. Besar kemungkinan yang bersangkutan masih berada di Jakarta untuk menghindari amukan massa. Sementara polisi yang dipimpin Kasat Shabara Polresta Palembang masih berjaga-jaga di lokasi. (sin/cw6) Penulis : admin Editor : bejoroy Source : Sriwijaya Post, Selasa, 8 Mei 2012.
Mengenaskan!!!

Komentar Terbaru